SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU NUTRISI TANAMAN
Sejarah
ilmu hara tanaman dapat dilacak kebelakang sampai zaman Romawi.
Tulisan-tulisan yang mencatat mengenai kegiatan yang berkaitan dengan
pertanian di zaman Romawi memberi petunjuk, bahwa pengguna kotoran
hewan, abu, bubuk tulang, dan kompos dapat memberikan pengaruh positif
bagi pertumbuhan tanaman. Hal senada juga tercatat di tulisan-tulisan
kuno di China,daerah Amerika tengah, Dan Amerika Selatan.
Aristoteles (384-322) mengajarkan bahwa tumbuhan mengambil makanan
langsung dari tanah melalui akar, sehingga tumbuhan tersusun atas
unsur-unsur yang ada di dalam tanah. Sedangkan Van Helmont (1577-1644)
berkebangsaan Belgia dan Robert Boyle (1627-1691) berkebangsaan
irlandia, berdasarkan pengamatan yang dilakukan, bahwa tumbuhan hanya
hidup dan tumbuh dengan menyerap air yang mana dengan bantuan Energi
tertentu berubah menjadi substansi dapat dibakar dan substansi tidak
dapat dibakar.
Temuan dan pendapat diatas tentu saja berbeda dengan pendapat yang
dianut sekarang mengenai ilmu unsur hara tanaman (Nutrisi tanaman).
Ilmu Nutrisi Tanaman (Hara Tanaman) yang di anut sampai saat ini adalah
di mulai adalah dimulai pada Abad ke-17 yang dipelopori oleh Jan Ingen
Housz (1730-1799) berkebangsaan Belanda, Jean Senebier (1742-1809),
Nicolaus Th. De Saussure (1767-1845) keduanya berkebangsaan Swiss.
Mereka melakukan penelitian berdasarkan ilmu kimia dan fisika yang
diterapkan dalam analisis jaringan tumbuhan dan juga melakukan
penelitian metabolisme tanaman hidup. De Saussure kemudian menemukan
kenyataan bahwa tumbuhan menyerap CO2 dan air melalui reaksi tertentu
yang melepaskan O2. Unsur organik yang diserap dari tanah dalam jumlah
kecil juga memainkan peran dalam pertumbuhan tanaman. Teori asimilasi
CO2 dengan bantuan cahaya matahari sebagai sumber energi.
Dua Ilmuan Thaer (1757-1828) dari Jerman dan Berzelius dari Swedia
menyatakan bahwa tumbuhan hidup mendapatkan makanan dari air dan humus
(Teori Humus). Pendapat ini di kemukakan berdasarkan pengalaman mereka
dan pengamatan praktik petani dilapangan yang memberi pupuk kandang
untuk tanaman mereka.
Tanaman di tanah subur / cukup nutrisi |
Pada tahun 1800 sebuah akademi di Berlin mengadakan sayembara dan
memberikan hadiah bagi ilmuan yang mampu memberi penjelasan tentang
"Dari apa tanah tersusun dan bagaimana diserap oleh tanaman sehingga
terbentuk organ tumbuhan?" saat itu belum ada yang mampu menjelaskan
karna terbatasnya alat analisis dan metode yang ada.
Wiegmann (1770-1853) dan folstorff keduanya berkebangsaan Jerman
memenangkan hadiah karena mampu memberi jawaban tumbuhan akan mengalami
stres apabila tidak di beri unsur anorganik yang dapat larut di air
dalam jumlah yang cukup. Waktu itu mereka membuat percobaan media yang
di cuci dengan air raja dan hanya di siram dengan Akuadest. Kemudian
apabila tanaman di tumbuhkan pada media yang di tambah mineral tanaman
akan tumbuh normal. Hasil penemuan ini membuktikan bahwa tanaman tumbuh
dengan baik apabila mendapatkan air, CO2 dan mineral yang berasal dari
tanah. Tetapi mereka belum tahu mineral apa saja yang di butuhkan
tanaman untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Berdasarkan temuan Wiegmann dan polstorff di lakukan penelitian yang
memberikan unsur mineral secara bergantian dengan media pasir quarsa
(Hellriegel 1831-1895, Jerman), dan media aquadest ( Sachs 1832-1897,
Jerman dan Knop 1817-1891, Jerman). Dari hasil riset mereka diketahui
bahwa Ca,Fe,K,Mg,P, dan S merupakan unsur yang mutlak harus diberikan
untuk tanaman tingkat tinggi. Boussingault (1802-1887, Prancis)
menemukan bahwa kebanyakan tanaman menyerap senyawa N dapat larut dari
dalam tanah.
Justus
Von Liebigs (1803-1873, Jerman) melalui karya utamanya tentang " Kimia
organik dan penerapanya dalam pertanian dan fisiologi" mengeluarkan
teori" unsur mineral sebagai unsur hara tanaman ". Karyanya ini di
publikasikan tahun1840.
Terpacu oleh hasil-hasil riset terdahulu terutama oleh Justus Von
Liebigs para ahli di bidang pertanian giat melakukan riset yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil tanaman. sebagai bukti banyak
dihasilkan pupuk yang di produksi sekala besar sebagai berikut:
1830 Pengapal pertama Chilesalpeter (NaNO3)
1840 Eksport perdana pupuk Guano dari Peru Inggris
1843 Produksi perdana Superfosfat di Inggris
1861 Dimulainya tambang Kalium di Jerman
1880 Pertama kali di produksi Pupuk Amoniak di Jerman
1912 Produksi Urea pertama dari bahan Amoniak di Jerman
Sumber : Nutrisi K.A. WIJAYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar